Sekarang karin duduk di kelas 2, dia sangat senang karena masuk kelas
unggulan bersama dua sahabatnya, yaitu yumi dan keren. Di sekolah
mereka, ada anak yang sedikit berandal (tapi dia keren, tampan sekali,
pintar dalam pelajaran bahasa inggris saja, dan playboy banget), namanya
adalah tatsuya. Banyak sekali anak-anak cewek di SMA Tokyo mengidam
idamkannya, tak terkecuali keren dan yumi, sedangkan Karin, hanya
memandang anak ini sebelah mata saja.
Saat jam istirahat pertama guruk BK memanggil Karin dan tatsuya,
Karin sangat kaget saat dipanggil ke ruang BK, karena selama ini dia
tidak pernah berbuat kesalahan di sekolah.
Saat di ruang BK…
Guru BK: Karin, bapak minta tolong padamu untuk mengajarkan tata krama sekaligus pelajaran pada tatsuya.
Dan secara bersamaan, mereka berdua menjawab: APAAA!!!
Karin: tapi kenapa pak
Guru BK: kami sudah kebingungan untuk mengatur sifat tatsuya
Tatsuya: baiklah pak kalau begitu, asalkan dia tidak coba-coba menyebarkan gosip tentang aku dan dia.
Karin: untuk apa aku menyebarkan gosip tentang diriku sendiri, tapi mengapa harus saya pak, apa tidak ada orang lain?.
Guru BK: kami semua sudah mempertimbangkan, banyak yang bilang bahwa
kamu sangat baik dalam hal penjelasan pelajaran, dan mungkin ini juga
salah satu jalan agar kamu bisa menemukan cita-citamu.
Karin: baiklah pak (dengan terpaksa iya menyetujuinya)
Jam istirahat kedua pun tiba, Karin, yumi dan keren sedang berada di
kantin, dan Karin menceritakan semuanya pada kedua sahabatya itu, jelas
yumi dan keren sangat kaget, karena orang yang selama ini memandang
sebelah mata pada tatsuya, malah akan sering bertemu, tapi mereka berdua
sedikit kecewa, kenapa tidak mereka saja yang mendapat tugas itu.
Tiba-tiba tatsuya datang dan membawa setumpukan buku di meja makan Karin
Karin: kau ini apa-apaan, tidak tau orang sedang makan
Tatsuya: kamu ditugaskan untuk membantuku kan, jadi, kerjakan semua tugas-tugasku.
Karin: aku bukan membantumu, tapi aku mengajarimu, kalau kamu ingin
tugas-tugasmu selesai, nanti pulang sekolah tunggu aku di perpustakaan.
Tatsuya: kenapa harus aku yang menunggu, selama ini aku belum pernah menunggu.
Karin: kalau tidak mau ya sudah, dan lagi aku gak akan bisa nunggu kamu, karena pulang kita lebih duluan kamu daripada aku.
Tatsuya sangat sebal mendengar perkataan Karin, karena baru pertama kali dia diperlakukan seperti itu sama seorang cewek
Semua orang kaget mendengar perkataan tatsuya pada Karin, karena
mereka selama ini tidak pernah bicara, tiba-tiba mereka membicarakan hal
tentang Karin yang akan membantu tatsuya, jelas, semua fans tatsuya
marah pada Karin, tapi Karin hanya menganggap angin lalu, dan karena
terlalu banyak debat dengan tatsuya, jam istirahat pun habis, dan dia
belum sempat makan.
Saat di kelas Karin sangat kelaparan, dan terus memegangi perutnya.
Yumi: kau kenapa
Karin: aku sangat lapar
Keren: salahmu sendiri kamu debat sama tatsuya
Yumi: heh (sambil nendang kaki keren), tumben sih kamu sampai kelaparan kaya gini.
Karin: soalnya aku dari tadi pagi belum makan.
Ternyata tatsuya melewati kelas Karin dan melihat wajah karin yang
sedang kelaparan. Tatsuya menunggu Karin di perpustakaan sambil membawa
makanan untuk Karin, akan tetapi Karin belum juga datang, tatsuya pun
mengirim pesan pada Karin “eh, kenapa kamu belum datang, sudah 15 menit
aku menunggumu”, karena Karin lupa mensilent hpnya, jadi terdengar oleh
pak guru
Pak Gru: Karin, kenapa hpmu berbunyi, kalau sampai hpmu berbunyi bapak akan…
Tiba-tiba bell pun berbunyi dan pak guru tidak jadi melanjutkan kalimat
itu, Karin pun selamat dari hukuman. Karin pergi menuju ruang
perpustakaan dan melihat tatsuya sedang mondar-mandir dekat jendela
Tatsuya: kenapa kau baru datang?.
Karin: sudah ku bilang kan kalau kau harus menungguku.
Tatsuya: tapi apa harus selama ini heh?
Karin: sebenarnya sih ini lebih cepat dari biasanya
Tatsuya hanya bisa menahan marahnya saja. Akhirnya Karin pun
mengajari tatsuya pelajaran matematika, banyak tugas yang belum
dikerjakan tatsuya, sehingga Karin pun harus menjelaskannya mulai dari
awal. Tatsuya sempat berfikiran hal yang selama ini belum pernah ia
pikirkan yaitu, bahwa Karin terlihat manis jika dilihat dari dekat.
Di tengah perjalanan, hujan pun turun dengan lebat. Tatsuya dan Karin berteduh di pemberhentian bus, Karin terlihat kedinginan,
Tatsuya: apa kau kedinginan, pakailah ini (memberikan jaketnya)
Karin: lalu kau sendiri bagaimana?
Tatsuya: tenang saja
Karin: terimakasih (sambil mencoba menghangatkan tangannya)
Tiba-tiba tatsuya menggenggam tangan Karin
Tatsuya: tanganku akan menghangatkan tanganmu.
Karin hanya terdiam, sambil menggenggam tangan tatsuya
Karin: lebih baik kita pulang sekarang, karena hujan sudah mulai reda.
Tatsuya: ya baiklah
by:afsan nurrizki
Selasa, 05 November 2013
senyummu semangatku
Bagas bertemu dengannya saat ia sedang Terapi di rumah sakit. Ia
gadis bernama Gloria Chindai Lagio. Bagas memanggilnya Cindai. Cindai
mengidap penyakit Leukemia atau yang berarti Kanker Darah. Kehidupannya
bisa dibilang sudah tidak lama. Namun, bagas mencoba menjadi seseorang
yang sangat berarti di sisi cindai.
“Ndai, makan dulu ya..” ucap Bagas
“Nggak ah gas… Gak laper” tolak Cindai halus
“Muka kamu udah pucet tuh.. Ayo.. Aaaa” Bagas terus mencoba menyodorkan sendok ke arah mulut Cindai dan akhirnya masuk.
“Nah gitu dong..” tutur Bagas sambil membersihkan sisa sisa bubur di tepi bibir Cindai
“Gas…”
“Ya? Mau makan lagi?” Tanya Bagas
“Hmm engga kok. Aku udah kenyang..”
“Terus?”
“Hmm… Kamu kenapa sih perhatian banget sama aku?” Tanya Cindai
“Cindai, denger ya. Aku perhatian sama kamu karena aku sayang sama kamu. Udah ah, kamu udah nanya itu berkali kali tau gak..”
“Tapi…” ujar Cindai terpotong karena bagas menaruh telunjuknya di bibir tipis Cindai
“Udah ya.. Mending sekarang kamu senyum..” balas Bagas
Cindai pun tersenyum “Udah kan?”
“Kurang…”
“Kurang?”
“Iya.. Kurang lama senyumnya… hehe” Goda Bagas
“Ih bagas…”
Hari ini adalah jadwal Terapi untuk Cindai.
“Ndai kamu udah siap?” Tanya Bagas
“Selalu kok gas…” Balas Cindai tersenyum begitu manis. Bagas membelai rambut Cindai
“Sabar ya ndai… aku yakin kamu akan sembuh…” Gumam Bagas sambil memperhatikan wajah gadis yang sedang membuatnya jatuh… Jatuh hati…
Lamunan Bagas terbangun karena dokter memanggilnya.
“Nak bagas…” panggil dokter itu
“Iya dok..” Bagas pun mendekat
“Gimana keadaan Cindai dok?” Tanya Bagas
“Kita bicarakan di dalam saja..” ujar Dokter lalu masuk ke ruangannya dan aku mengikuti dari belakang.
Ruangan berbau obat ini menjadikan Bagas semakin takut. Semakin takut kehilangan Cindai.
“Jadi, gimana keadaan Cindai dok?” ujar Bagas lalu duduk di bangku yang telah disediakan
“Hmm.. Keadaan Cindai sangat lemah saat ini…”
Bagas tidak mengerti apa maksud dokter. Bagas hanya terus berdiam tak bergeming.
“Penyakit itu, penyakit leukemia yang telah bersarang di diri Cindai selama 1 setengah tahun ini sudah sangat parah. Bahkan sekarang sudah mencapai stadium akhir dan hidupnya bisa diperkirakan tinggal 5 hari.”
-JDERR-
Petir menyambar nyambar hati Bagas. Orang yang kini sangat ia sayangi, sangat ia Cintai mendadak menjadi seseorang yang paling paling paling menakutkan. Bukan apa apa, tapi karena penyakit berstadium itu. Penyakit sialan itu.
“Dok, ini serius?” Tanya Bagas memastikan. Dokter hanya mengangguk
“Apa dia bisa sembuh dok?” Tanya Bagas lagi
“Seperti yang ku bilang tadi, hidupnya tinggal 5 hari lagi.”
“Cukup! Kau memang seorang dokter. Tapi kau bukan tuhan yang bisa seenaknya menentukan kapan akan meninggalnya seseorang.” Bentak Bagas lalu keluar dari ruangan dokter itu.
“Kamu pasti sembuh ndai… Pasti!” gumam Bagas sambil mengacak acak rambutnya di bangku depan tempat tidur Cindai.
“Gas kenapa?” panggil seseorang
Bagas mendongak “Eh cindai.. Gak papa. Ada yang bisa dibantu?” Tanya Bagas
“Nggak kok… Aku Cuma mau minta anterin ke taman depan rumah sakit gas… Aku bosen.” Balasnya
“Dengan senang hati, Gloria Chindai Lagio…” ujar Bagas sambil mengambil sebuah kursi roda
“Pakai itu? Emangnya aku selemah itu ya gas sampai gak bisa jalan?” Tanya Cindai saat melihat kursi roda sedang dipegang bagas.
“Hehehe.. terus?”
“Aku mau dirangkul kamu…” balas Cindai sambil tersenyum.
“Serius? Oke oke..” semangat Bagas
“Gak papa kan gas?” Tanya Cindai
“Kenapa enggak? Ayo ah. Nanti keburu sore” balas Bagas. Cindai mengangguk dan membiarkan bagas merangkulnya
Akhirnya mereka berjalan jalan di sebuah taman yang sangaaatt indah. Memang pemandangannya hanyalah orang orang sakit yang sedang berlalu lalang. Tapi karena bersama Cindai, bagas merasa orang orang yang sakit itu adalah malaikat malaikat cinta yang sedang mengelilingi mereka.
“Ndai..” panggil Bagas
“Ya gas?”
“Suka?” Tanya Bagas
“Suka apa?” Cindai Nampak bingung
“Suka sama aku dong hehehe… Bercandaa.. suka sama tamannya?” goda Bagas
“Wooo… Suka banget. Makasih ya”
“Untuk?” Tanya bagas
“Seeeemuanyaaa…” balas cindai sambil merangkul bagas
“Sama sama ya cindai, Eh aku foto kamu ya…” ujar Bagas. Bagas memang menyukai Dunia Potret memotret, dia juga saat ini bekerja di sebuah agency fotografi di Jakarta.
“Ah nggak deh.. Aku jelek hehe” balas Cindai
“Siapa bilang kamu jelek? Kamu orang tercantik nomor 2 di dunia setelah mama aku.. Aku foto ya” tutur Bagas sambil segera mengambil ancang ancang
“Senyummm…” Teriak Bagas
“Iya iya…” Cindai berpose sambil tersenyum sangat manis.
Tak terasa sudah hampir 20 lebih foto cindai yang diambil bagas di taman.
“Coba liat dong gas fotonya” ujar Cindai
“Nih..” bagas memberi kamera SLRnya ke Cindai
“Ih yang ini jelek… Aku hapus ya” ujar Cindai sambil menunjukkan posenya yang menjerengkan mata dan memeletkan lidah
“Mana? Hahhaha yang itu.. Udah jangan dihapus dong.. kenang kenangan mimik terjelek kamu tau” goda Bagas
“Jahat..” ujar Cindai
“Jangan ngambek dong.. aku… kelitikin nih…” Bagas segera mengelitiki cindai.
“hahahahah… heheheh… hohohoho.. hihihi… geli gas… udahhh… udaahhh” Cindai kegelian
“Jangan ngambek ya…” ujar Bagas
“I..i..iya… hahahaha.. udah dong” balas Cindai yang masih tertawa.
“hehehe kayanya lagi seneng banget ya” balas Bagas
“Iya lah kan…” omongan Cindai terpotong karena suara handphone bagas
Dan kau hadir merubah segalanya
Menjadi lebih indah
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
Membuatku merasa sempurna
Bagas segera mengangkatnya
“Halo..” ujar bagas
“Halo.. Ini bagas?” Tanya orang di ujung telepon
“Iya saya bagas. ada apa ya?”
“Hm begini.. bisa tidak besok kamu datang ke Bandung?” Tanya orang itu
“Bandung? Ada apa? Ini siapa?” bagas bingung
“Saya Chelsea. Kamu inget saya akan melangsungkan pernikahan, dan kamu yang memotret dari prewedding sampai resepsi. Apa kamu lupa?” Ujar Chelsea
“Oh iya iya. Maaf saya lupa.. baik saya akan ke Bandung besok. Sampai jumpa disana”
Tuttt.. Bagas menutup teleponnya dan kembali terfokus kepada Cindai
“Ndai..” Panggil Bagas
‘Bandung? Besok? Mau ngapain? Sama siapa? Ah apa urusanmu ndai. Kamu bukan siapa siapanya’ Gumam Cindai melamun
“Ndai…”
“Cindaiii!” ujar Bagas lebih keras
“Eh iya apa gas?” Tanya Cindai kaget
“Ngelamunin apa sih?”
“Hm nggak kok.” Cindai bohong
“Yang bener?” Tanya Bagas. Cindai mengangguk
“Hmm oke deh.. Besok aku mau ke bandung..”
“Bandung? Berapa lama?” Tanya Cindai
“Iya Bandung. Kira kira 4 hari.” Balas Bagas
“Sama siapa? Pacar ka..kamu ya?” Tanya Cindai gugup
“Pacar? Aku gak punya pacar ndai. Kenapa sih?” Balas Bagas
“Ah gak papa ko gas.. Eh udah yuk, udah mulai sore nih” ujar Cindai
“Hmm iya ya udah yuk..”
Bagas kembali merangkul Cindai menuju ruangannya.
“Gas..”
“Ya?”
“Kamu mau tau sesuatu?”
“Apa?”
“Hmm.. Sekuat apapun aku bertahan, suatu saat bila takdir menghampiriku, aku tetap harus meninggalkan kamu, Gas..” ucap Cindai lirih, tapi ia tetap tersenyum tegar.
“Kok kamu ngomong gitu sih?” Balas bagas dengan nada yang tidak percaya
“Gak akan ada yang baik-baik aja kalau kamu pergi, Ndai. Aku selalu butuh kamu.” Tambah Bagas. Cindai hanya menimpalinya dengan senyuman.
“Kamu? Butuh aku? Aku? Aku siapa gas? Bukan siapa siapa..” balas Cindai sambil membuang muka
“Kamu, kamu segalanya buat aku.”
“Kenapa kamu ngomong gitu? bahkan kita gak ada hubungan apa apa. Pacaran pun enggak kan gas!” Bentak Cindai
“Oh jadi kamu mau kita pacaran supaya aku bisa leluasa membutuhkan kamu? Oke.. Kamu mau jadi pacar aku, Gloria Chindai Lagio?” ujar Bagas sambil memegang tangan Cindai
‘Apaa? Ini sebenernya saat yang paling aku tunggu. Tapi… Ya sudah lah, hidupku tinggal sebentar lagi. Setelah aku pergi, dia pasti bahagia bersama wanita lain. Lebih baik aku tidak memulainya sama sekali daripada harus mengakhiri semuanya dengan kepedihan.’ Gumam Cindai
“Ndai? Gimana?” Ucap Bagas tersenyum
“Hah? Apaa? Aku.. aku.. maa…maa..” Cindai menggantungkan kalimatnya
‘Aku bisa tega. Aku bisa tega. Ayo cindai, tega kepada bagas!’ pikir Cindai
“Pergi bagas! pergii.. aku tidak mau melihatmu lagi. Pergi!” bentak Cindai
“Tap.. Tapi ndai…”
“Pergi bagas.. kumohon” ujar Cindai kini lebih halus
“Baik.. Tapi, apa sebabnya kamu mengusir aku ndai?”
“Kamu gak perlu tau gas! Pergi. Kumohon” Mohon Cindai
“Ok. Terimakasih buat semuanya ya. Selamat tinggal” Bagas keluar dari ruang rawat Cindai.
“Bagaaas…” Teriak Cindai sambil menangis tersedu sedu
Cindai sedang terlelap di ruang rawatnya, terdengar suara pintu terbuka.
-KREKK-
Suara jejak kaki perlahan mengeras dan terdengar mendekat. Seseorang telah berada di samping cindai yang sedang terlelap.
“Ndai, aku Cuma mau kamu tau. Aku sayang sama kamu dan aku mau kamu nunggu aku 4 hari kedepan. Aku akan melamar kamu, Ndai. Aku janji” ujar orang itu
“Ini kalung untukmu. Aku taruh disini aja ya, semoga kamu suka. Bagas sayang Cindai. Sampai jumpa 4 hari lagi ya” tambahnya yang ternyata seorang bagas lalu keluar dari ruangan cindai tetapi cindai tetap terjaga dari tidurnya
Sinar matahari pagi sudah menerobos jendela kamar cindai dan terarah ke tempat tidur Cindai karena gorden telah dibuka oleh mama.
“Ndai, bangun. Kamu harus Terapi.. ayo bangun..” ujar mama halus
“Hoammm… Iya maa…” balas Cindai yang masih setengah mengantuk
“Maa…” Panggil Cindai
“Iya?” balas mama
“Apa bener hidup aku tinggal sebentar lagi? Apa penyakit ini tidak bisa disembuhkan?” Tanya Cindai
“Kenapa kamu ngomong gitu ndai? Kamu pasti sembuh..” balas mama tersenyum pedih
“Antarkan aku ke dokter naga maa.” Mohon Cindai
“Iya sebentar ya..”
Cindai telah berada di sebuah ruangan, ya ruangan dokter naga. Dokter naga sudah siap di bangkunya saat Cindai memasuki ruangan.
“Pagi Cindai..” sapa Dokter Naga
“Pagi juga dok..” Balas Cindai
“Mau Terapi ya?” Tanya Dokter Naga. Cindai tidak menjawab
“Cindai?” Panggil Dokter
“I..iya dok?” sahut Cindai
“Kenapa?”
“Dok, aku boleh Tanya sesuatu kan?” Tanya Cindai
“Boleh. Apa?” Balas Dokter
“Apa benar hidupku tidak akan lama lagi? Apa penyakitku semakin parah dan tidak akan sembuh?” Tanya Cindai. Dokter Naga terlihat tak bergeming
“Dokter kumohon jawab pertanyaanku..!” Ujar Cindai dengan nada sedikit meninggi
“Baiklah! Cindai, penyakit kamu sudah mencapai stadium akhir dan hidup kamu tinggal 4 hari lagi!” ujar dokter.
-JEDERRR-
Petir bagai menyambar jantungnya.
“Ta.. tapi dok.. Apa dokter serius?”
“Kita lihat saja nanti..” Balas Dokter
“Tuhan tau yang terbaik untukmu, Cindai..” ujar dokter itu
“Ya udah dokter cek kamu dulu..” tambahnya
“Gak mau dok. Aku lebih baik mati aja, daripada setiap hari harus ngerasain jarum suntik keluar masuk kulit aku, minum obat tiap jam, cek up setiap pagi dan malem, dan harus ngerasain sakit yang luar biasa saat obatnya berkontraksi.” Balas Cindai dengan nada lirih
“Tapi, kamu harus mencoba melawannya. Kamu kuat cindai, kamu kuat!” bentak dokter itu
Cindai menangis. “Ayo Cindai. Kamu bisa! Dokter mau kamu sembuh.” Tambahnya kini dengan nada halus
“Baiklah… Tapi, jika aku tidak sembuh juga dokter akan berjanji jika selanjutnya ada anak yang berpenyakit sepertiku, dokter akan menyembuhkannya. Aku ingin menjadi orang terakhir yang mempunyai penyakit ini.” Tangis cindai semakin pecah
“Dokter janji..” ujar dokter sambil menuntun Cindai
Di lain tempat, bagas sedang menyiapkan semuanya yang ia perlukan untuk pemotretan di Bandung.
Dan kau hadir merubah segalanya
Menjadi lebih indah
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
Membuatku merasa sempurna
Ponsel Bagas berdering dan menunjukkan nama ‘Chelsea’ di layarnya
“Halo..” ujar bagas
“Halo, Bagas?”
“Iya.”
“Kamu dimana?”
“Aku sudah on the way ya.. Mungkin telat sekitar 2 jaman chel.”
“Oh ya sudah gak papa.. Tapi kamu dateng yah, jangan sampai enggak.”
“Pasti! Udah dulu ya. Bye seeyou”
“Iya bye”
Tuttt… Bagas telah menutup teleponnya bersama Chelsea
“harus buru buru ke mall nih…” ujar bagas lalu memasukkan kopernya ke mobil dan segera menuju mall
Detik telah berlalu menjadi menit, menit pun berlalu berganti menjadi jam, bahkan jam begitu cepat berlalu menjadi hari. Kini adalah hari ke-3 Bagas di Bandung.
“Chels, saya boleh pulang hari ini?” Tanya Bagas
“Kan acara resepsinya besok, Gas. Kenapa? Ada masalah?” balas Chelsea
“Nggak ada kok chels, ya udah lanjut aja foto prewedd nya. Mana difa?” Tanya Bagas
“Gue disini. Ayo…” ujar Difa calon suami Chelsea yang tiba tiba datang
“Kalian begini ya… begini.. nah kaya gitu.. bagus.. 1… 2.. 3” begitulah kata kata yang terlontar dari mulut bagas saat memotret Difa dan Chelsea.
“Oke kita break!” ujar Bagas
“Sip..” Balas Difa & Chelsea lalu pergi
Kini bagas terduduk di pinggir kolam renang bersama kamera SLRnya yang terpampang foto Cindai di layarnya.
“Cindai… kamu lagi ngapain? Kangen deh. Kangen nyuapin kamu, kangen ngerangkul kamu, kangen ngasih kamu obat dann kangen senyuman kamu ndai. Kamu tau gak? Aku semangat kerja jauh gini karena senyum kamu ndai. Aku mau nikah sama kamu dan aku akan memiliki senyum kamu itu sepenuhnya. Karena Senyum kamu adalah semangatku. Tunggu aku ya ndai.” Ujar Bagas lalu kembali untuk memotret Difa dan Chelsea.
“Bagas… bagas… bagaaass!” Cindai terbangun dari tidurnya dengan memanggil nama ‘Bagas’
“Cindai? Kamu kenapa cindai?” Tanya mama yang terbangun dari tidur nyenyak-nya
“bagas maa.. bagas..” ujar Cindai
“Bagas? Bagas kenapa?”
“Bagas kecelakaan…”
“Hah? Itu Cuma mimpi cindai… Sudahlah kamu tidur lagi..” ujar mama menyenangkan
“Tapi…”
“Sudahlah…”
“Baiklah…” Cindai kembali merebahkan badannya, namun tidak langsung tidur melainkan melamun.
‘Bagas, aku kangen… Kapan kamu balik? Kata dokter hidupku Cuma tinggal besok. Aku mau saat aku menutup mataku nanti kamu ada di samping aku gas, nemenin aku untuk yang terakhir kalinya. Semoga…’ Gumamnya sambil dalam lamunan.
Ayam jago telah berkokok, matahari telah menyingsing, orang orang telah berlalu lalang di luar rumah sakit, namun tidak untuk Cindai. Dia masih saja harus mengikuti Terapi dari dokter.
“Dok, apa di hari terakhir ku ini aku masih harus merasakan penderitaan seperti biasa? Aku mau di hari terakhirku ini merasakan semua yang berbau kebahagiaan. Bukan kesengsaraan, Dok!” ujar Cindai ke Dokter Naga
“Kita akan cek dulu keadaan kamu sekarang.. berbaringlah…” ujar Dokter halus. Cindai berbaring di tempat tidur pemeriksaan.
Dokter mulai meletakkan stetoskopnya di dada dan perut cindai, mengarahkan sinar senter ke mata dan mulut Cindai, dan memasukkan jarum suntik ke lengan Cindai untuk mengambil darah.
“Nah sekarang sudah selesai. Kamu boleh kembali ke kamar.” Ujar Dokter
“Terimakasih, Dok.” Balas Cindai lalu bergegas keluar dari ruang Dokter Naga
“Bu, sepertinya penyakit anak ibu semakin parah. Waktunya tinggal hari ini bu.” Ujar Dokter kepada mama Cindai
“Dok… Lakukan yang terbaik untuk kesembuhan anak saya… saya mohonn…” balas Mama Cindai
“Kami telah melakukan yang terbaik untuk cindai, namun jika tuhan berkehendak ia harus meninggalkan kita, kami para dokter hanya bisa pasrah.” Ujar Dokter Naga. Mama Cindai hanya menangis mendengar perkataan dokter Naga barusan.
“Terimakasih dok.. Anak saya sudah bisa bertahan selama 5 tahun ini, karena dokter dan semuanya.” Balas Mama
“Tidak bu. Tuhan yang mengizinkannya untuk hidup melawan kanker itu selama 5 tahun belakangan ini.”
“Mungkin memang hari ini waktunya dia kembali kepada tuhan. Saya sudah ikhlas dokter..” ujar mama Cindai yang masih dalam tangisnya
“Percayalah… Ini semua rencana tuhan, Bu.” Balas Dokter Naga lalu keluar dari ruangannya meninggalkan Mama Cindai sendiri.
Bagas sedang asik menyetir mobil menuju Jakarta, tiba tiba sebuah kotak perhiasan kecil yang berisi 2 cincin yang bagas beli 3 hari yang lalu di mall terjatuh.
“Sial…” umpat Bagas sambil meneruskan jalan mobilnya
‘Ada apa dengan Cindai? Ada apa dengan Cindai dan ada apa dengan cindai’ lah yang sedang berputar putar di otak bagas.
“Cindai akan baik baik saja…” ujarnya sambil menghentikan mobilnya lalu memungut 2 cincin yang akan ia pakai untuk melamar Cindai hari ini.
“Maa…” Panggil Cindai
“Ya sayang?”
“Aku minta maaf ya maa kalau aku ada salah sama mama…” ujar Cindai sambil mencoba meraih tangan mamanya
“Cindai, kamu gak punya salah apa apa sama mama. Sekarang, kamu gak usah pikirin apa apa lagi. Gak usah pikirin kata Dokter Naga ya. Kamu pasti sembuh sayang..” balas mama lalu mencium tangan Cindai
“Aku rasa omongan dokter naga benar, Ma. Hari ini adalah hari terakhirku. Hari terakhir dimana aku bisa melihat semuanya, dan aku ingin melihat mama bahagia saat aku pergi nanti. Percayalah maa, Tuhan tau yang terbaik. Aku menyayangi mama…” ujar Cindai
“Nggak, Sayang… Kamu masih harus disini nemenin mama… Mama sayang sama kamu…” ujar Mama sambil menangis tersedu sedu
“Tapi Tuhan lebih sayang sama Cindai, Tan” ujar seseorang yang tiba tiba masuk.
Mama dan Cindai menoleh ke arah suara.
“Bagas?” Cindai kaget saat mendapati bagas telah ada di depan pintu ruang rawatnya
“Iya ndai ini aku…” balas bagas mendekat
“Mau ngapain kamu kesini?”
“Aku… aku… aku bawa roti loh buat kamu.. Nih dimakan ya” ujar Bagas mengalihkan pembicaraan
“Huh…” Cindai membuang nafasnya dan memalingkan wajahnya dari wajah bagas.
“Ndai… Aku butuh kamu, aku butuh kamu untuk menghiasi seluruh hari hariku kedepannya, aku butuh kamu untuk menjadi separuh hatiku yang masih hilang dan aku butuh…”
“Butuh? Butuh katamu? Apa yang kau butuhkan lagi dari orang berpenyakitan seperti aku Gas! Aku udah gak ada gunanya lagi.” Ujar Cindai memotong omongan bagas
“Ndai, aku serius. Apakah kamu mau menjadi tunanganku?” Bagas mengeluarkan sekotak perhiasan berisi Cincin yang tadi jatuh dimobil.
“Ba…Ba..Bag.. Bagass?” Cindai menangis
“Kamu mau?” Tanya Bagas serius.
Tak terduga, seorang bagas telah meluluhkan hati seorang Cindai dengan sebuah kotak perhiasan berisi 2 cincin berterakan tulisan ‘BaDai’
“A.. aku… aku mau gas” ujar Cindai
“Serius? Terimakasih Cindai.” Ujar Bagas memeluk Cindai
“Sama sama gas..” Cindai membalas pelukan Bagas
Waktu menunjukkan pukul 15:58. Cindai sedang ngobrol bersama Bagas.
“Gas, kalau aku pergi nanti kamu bakal ganti aku atau ngga?” Tanya Cindai
“Hmm.. Ganti gak yaa…” Goda Bagas
“Ih serius…”
“Iya iyaa.. Ya nggak lah, kamu satu satunya yang ada di sini.” Ujar Bagas menunjuk bagian jantungnya.
Tak lama mereka bercanda, darah segar keluar dari hidung Cindai.
“Ndai.. idung kamu keluar darah..” ujar bagas panic
“Gausah panik, ini udah biasa gas. Tolong ambilin tissue disana ya..” ujar Cindai menunjukkan tempat tissue
“Nih.” Bagas menyodorkan Tissue untuk Cindai
“Thanks…” tutur Cindai lembut yang masih bisa tersenyum.
“Gas, udah dulu ya… Aku mau pulang, o iya kasih Cincin ini ke orang yang lebih tepat aja. Aku gak pantes pake Cincin ini… Semoga, kamu menemukan wanita yang lebih dari aku… Aku sayang kamu…” ujar Cindai sambil menarik Cincin dari jari manisnya dan segera memejamkan mata.
“Cindaaai…” Teriak bagas saat melihat Cindai di depannya sudah menghembuskan nafas terakhirnya
Bagas terduduk di bangku taman yang bekas ia duduki bersama Cindai dulu sambil melihat foto foto Cindai di kameranya.
“Cindai, kalau aja di dunia ini gak ada lagi yang senyumnya melebihi manisnya senyuman kamu lebih baik aku nyusul kamu ndai. Karena Cuma senyum kamu yang bisa bikin aku semangat. Tanpa kamu? Aku bukan apa apa. Jaga senyumanmu itu ya ndai, kita akan bertemu di surganya tuhan nanti. I love you” ujar Bagas lalu mematikan kameranya dan segera masuk ke rumah.
by:afsan nurrizki
“Ndai, makan dulu ya..” ucap Bagas
“Nggak ah gas… Gak laper” tolak Cindai halus
“Muka kamu udah pucet tuh.. Ayo.. Aaaa” Bagas terus mencoba menyodorkan sendok ke arah mulut Cindai dan akhirnya masuk.
“Nah gitu dong..” tutur Bagas sambil membersihkan sisa sisa bubur di tepi bibir Cindai
“Gas…”
“Ya? Mau makan lagi?” Tanya Bagas
“Hmm engga kok. Aku udah kenyang..”
“Terus?”
“Hmm… Kamu kenapa sih perhatian banget sama aku?” Tanya Cindai
“Cindai, denger ya. Aku perhatian sama kamu karena aku sayang sama kamu. Udah ah, kamu udah nanya itu berkali kali tau gak..”
“Tapi…” ujar Cindai terpotong karena bagas menaruh telunjuknya di bibir tipis Cindai
“Udah ya.. Mending sekarang kamu senyum..” balas Bagas
Cindai pun tersenyum “Udah kan?”
“Kurang…”
“Kurang?”
“Iya.. Kurang lama senyumnya… hehe” Goda Bagas
“Ih bagas…”
Hari ini adalah jadwal Terapi untuk Cindai.
“Ndai kamu udah siap?” Tanya Bagas
“Selalu kok gas…” Balas Cindai tersenyum begitu manis. Bagas membelai rambut Cindai
“Sabar ya ndai… aku yakin kamu akan sembuh…” Gumam Bagas sambil memperhatikan wajah gadis yang sedang membuatnya jatuh… Jatuh hati…
Lamunan Bagas terbangun karena dokter memanggilnya.
“Nak bagas…” panggil dokter itu
“Iya dok..” Bagas pun mendekat
“Gimana keadaan Cindai dok?” Tanya Bagas
“Kita bicarakan di dalam saja..” ujar Dokter lalu masuk ke ruangannya dan aku mengikuti dari belakang.
Ruangan berbau obat ini menjadikan Bagas semakin takut. Semakin takut kehilangan Cindai.
“Jadi, gimana keadaan Cindai dok?” ujar Bagas lalu duduk di bangku yang telah disediakan
“Hmm.. Keadaan Cindai sangat lemah saat ini…”
Bagas tidak mengerti apa maksud dokter. Bagas hanya terus berdiam tak bergeming.
“Penyakit itu, penyakit leukemia yang telah bersarang di diri Cindai selama 1 setengah tahun ini sudah sangat parah. Bahkan sekarang sudah mencapai stadium akhir dan hidupnya bisa diperkirakan tinggal 5 hari.”
-JDERR-
Petir menyambar nyambar hati Bagas. Orang yang kini sangat ia sayangi, sangat ia Cintai mendadak menjadi seseorang yang paling paling paling menakutkan. Bukan apa apa, tapi karena penyakit berstadium itu. Penyakit sialan itu.
“Dok, ini serius?” Tanya Bagas memastikan. Dokter hanya mengangguk
“Apa dia bisa sembuh dok?” Tanya Bagas lagi
“Seperti yang ku bilang tadi, hidupnya tinggal 5 hari lagi.”
“Cukup! Kau memang seorang dokter. Tapi kau bukan tuhan yang bisa seenaknya menentukan kapan akan meninggalnya seseorang.” Bentak Bagas lalu keluar dari ruangan dokter itu.
“Kamu pasti sembuh ndai… Pasti!” gumam Bagas sambil mengacak acak rambutnya di bangku depan tempat tidur Cindai.
“Gas kenapa?” panggil seseorang
Bagas mendongak “Eh cindai.. Gak papa. Ada yang bisa dibantu?” Tanya Bagas
“Nggak kok… Aku Cuma mau minta anterin ke taman depan rumah sakit gas… Aku bosen.” Balasnya
“Dengan senang hati, Gloria Chindai Lagio…” ujar Bagas sambil mengambil sebuah kursi roda
“Pakai itu? Emangnya aku selemah itu ya gas sampai gak bisa jalan?” Tanya Cindai saat melihat kursi roda sedang dipegang bagas.
“Hehehe.. terus?”
“Aku mau dirangkul kamu…” balas Cindai sambil tersenyum.
“Serius? Oke oke..” semangat Bagas
“Gak papa kan gas?” Tanya Cindai
“Kenapa enggak? Ayo ah. Nanti keburu sore” balas Bagas. Cindai mengangguk dan membiarkan bagas merangkulnya
Akhirnya mereka berjalan jalan di sebuah taman yang sangaaatt indah. Memang pemandangannya hanyalah orang orang sakit yang sedang berlalu lalang. Tapi karena bersama Cindai, bagas merasa orang orang yang sakit itu adalah malaikat malaikat cinta yang sedang mengelilingi mereka.
“Ndai..” panggil Bagas
“Ya gas?”
“Suka?” Tanya Bagas
“Suka apa?” Cindai Nampak bingung
“Suka sama aku dong hehehe… Bercandaa.. suka sama tamannya?” goda Bagas
“Wooo… Suka banget. Makasih ya”
“Untuk?” Tanya bagas
“Seeeemuanyaaa…” balas cindai sambil merangkul bagas
“Sama sama ya cindai, Eh aku foto kamu ya…” ujar Bagas. Bagas memang menyukai Dunia Potret memotret, dia juga saat ini bekerja di sebuah agency fotografi di Jakarta.
“Ah nggak deh.. Aku jelek hehe” balas Cindai
“Siapa bilang kamu jelek? Kamu orang tercantik nomor 2 di dunia setelah mama aku.. Aku foto ya” tutur Bagas sambil segera mengambil ancang ancang
“Senyummm…” Teriak Bagas
“Iya iya…” Cindai berpose sambil tersenyum sangat manis.
Tak terasa sudah hampir 20 lebih foto cindai yang diambil bagas di taman.
“Coba liat dong gas fotonya” ujar Cindai
“Nih..” bagas memberi kamera SLRnya ke Cindai
“Ih yang ini jelek… Aku hapus ya” ujar Cindai sambil menunjukkan posenya yang menjerengkan mata dan memeletkan lidah
“Mana? Hahhaha yang itu.. Udah jangan dihapus dong.. kenang kenangan mimik terjelek kamu tau” goda Bagas
“Jahat..” ujar Cindai
“Jangan ngambek dong.. aku… kelitikin nih…” Bagas segera mengelitiki cindai.
“hahahahah… heheheh… hohohoho.. hihihi… geli gas… udahhh… udaahhh” Cindai kegelian
“Jangan ngambek ya…” ujar Bagas
“I..i..iya… hahahaha.. udah dong” balas Cindai yang masih tertawa.
“hehehe kayanya lagi seneng banget ya” balas Bagas
“Iya lah kan…” omongan Cindai terpotong karena suara handphone bagas
Dan kau hadir merubah segalanya
Menjadi lebih indah
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
Membuatku merasa sempurna
Bagas segera mengangkatnya
“Halo..” ujar bagas
“Halo.. Ini bagas?” Tanya orang di ujung telepon
“Iya saya bagas. ada apa ya?”
“Hm begini.. bisa tidak besok kamu datang ke Bandung?” Tanya orang itu
“Bandung? Ada apa? Ini siapa?” bagas bingung
“Saya Chelsea. Kamu inget saya akan melangsungkan pernikahan, dan kamu yang memotret dari prewedding sampai resepsi. Apa kamu lupa?” Ujar Chelsea
“Oh iya iya. Maaf saya lupa.. baik saya akan ke Bandung besok. Sampai jumpa disana”
Tuttt.. Bagas menutup teleponnya dan kembali terfokus kepada Cindai
“Ndai..” Panggil Bagas
‘Bandung? Besok? Mau ngapain? Sama siapa? Ah apa urusanmu ndai. Kamu bukan siapa siapanya’ Gumam Cindai melamun
“Ndai…”
“Cindaiii!” ujar Bagas lebih keras
“Eh iya apa gas?” Tanya Cindai kaget
“Ngelamunin apa sih?”
“Hm nggak kok.” Cindai bohong
“Yang bener?” Tanya Bagas. Cindai mengangguk
“Hmm oke deh.. Besok aku mau ke bandung..”
“Bandung? Berapa lama?” Tanya Cindai
“Iya Bandung. Kira kira 4 hari.” Balas Bagas
“Sama siapa? Pacar ka..kamu ya?” Tanya Cindai gugup
“Pacar? Aku gak punya pacar ndai. Kenapa sih?” Balas Bagas
“Ah gak papa ko gas.. Eh udah yuk, udah mulai sore nih” ujar Cindai
“Hmm iya ya udah yuk..”
Bagas kembali merangkul Cindai menuju ruangannya.
“Gas..”
“Ya?”
“Kamu mau tau sesuatu?”
“Apa?”
“Hmm.. Sekuat apapun aku bertahan, suatu saat bila takdir menghampiriku, aku tetap harus meninggalkan kamu, Gas..” ucap Cindai lirih, tapi ia tetap tersenyum tegar.
“Kok kamu ngomong gitu sih?” Balas bagas dengan nada yang tidak percaya
“Gak akan ada yang baik-baik aja kalau kamu pergi, Ndai. Aku selalu butuh kamu.” Tambah Bagas. Cindai hanya menimpalinya dengan senyuman.
“Kamu? Butuh aku? Aku? Aku siapa gas? Bukan siapa siapa..” balas Cindai sambil membuang muka
“Kamu, kamu segalanya buat aku.”
“Kenapa kamu ngomong gitu? bahkan kita gak ada hubungan apa apa. Pacaran pun enggak kan gas!” Bentak Cindai
“Oh jadi kamu mau kita pacaran supaya aku bisa leluasa membutuhkan kamu? Oke.. Kamu mau jadi pacar aku, Gloria Chindai Lagio?” ujar Bagas sambil memegang tangan Cindai
‘Apaa? Ini sebenernya saat yang paling aku tunggu. Tapi… Ya sudah lah, hidupku tinggal sebentar lagi. Setelah aku pergi, dia pasti bahagia bersama wanita lain. Lebih baik aku tidak memulainya sama sekali daripada harus mengakhiri semuanya dengan kepedihan.’ Gumam Cindai
“Ndai? Gimana?” Ucap Bagas tersenyum
“Hah? Apaa? Aku.. aku.. maa…maa..” Cindai menggantungkan kalimatnya
‘Aku bisa tega. Aku bisa tega. Ayo cindai, tega kepada bagas!’ pikir Cindai
“Pergi bagas! pergii.. aku tidak mau melihatmu lagi. Pergi!” bentak Cindai
“Tap.. Tapi ndai…”
“Pergi bagas.. kumohon” ujar Cindai kini lebih halus
“Baik.. Tapi, apa sebabnya kamu mengusir aku ndai?”
“Kamu gak perlu tau gas! Pergi. Kumohon” Mohon Cindai
“Ok. Terimakasih buat semuanya ya. Selamat tinggal” Bagas keluar dari ruang rawat Cindai.
“Bagaaas…” Teriak Cindai sambil menangis tersedu sedu
Cindai sedang terlelap di ruang rawatnya, terdengar suara pintu terbuka.
-KREKK-
Suara jejak kaki perlahan mengeras dan terdengar mendekat. Seseorang telah berada di samping cindai yang sedang terlelap.
“Ndai, aku Cuma mau kamu tau. Aku sayang sama kamu dan aku mau kamu nunggu aku 4 hari kedepan. Aku akan melamar kamu, Ndai. Aku janji” ujar orang itu
“Ini kalung untukmu. Aku taruh disini aja ya, semoga kamu suka. Bagas sayang Cindai. Sampai jumpa 4 hari lagi ya” tambahnya yang ternyata seorang bagas lalu keluar dari ruangan cindai tetapi cindai tetap terjaga dari tidurnya
Sinar matahari pagi sudah menerobos jendela kamar cindai dan terarah ke tempat tidur Cindai karena gorden telah dibuka oleh mama.
“Ndai, bangun. Kamu harus Terapi.. ayo bangun..” ujar mama halus
“Hoammm… Iya maa…” balas Cindai yang masih setengah mengantuk
“Maa…” Panggil Cindai
“Iya?” balas mama
“Apa bener hidup aku tinggal sebentar lagi? Apa penyakit ini tidak bisa disembuhkan?” Tanya Cindai
“Kenapa kamu ngomong gitu ndai? Kamu pasti sembuh..” balas mama tersenyum pedih
“Antarkan aku ke dokter naga maa.” Mohon Cindai
“Iya sebentar ya..”
Cindai telah berada di sebuah ruangan, ya ruangan dokter naga. Dokter naga sudah siap di bangkunya saat Cindai memasuki ruangan.
“Pagi Cindai..” sapa Dokter Naga
“Pagi juga dok..” Balas Cindai
“Mau Terapi ya?” Tanya Dokter Naga. Cindai tidak menjawab
“Cindai?” Panggil Dokter
“I..iya dok?” sahut Cindai
“Kenapa?”
“Dok, aku boleh Tanya sesuatu kan?” Tanya Cindai
“Boleh. Apa?” Balas Dokter
“Apa benar hidupku tidak akan lama lagi? Apa penyakitku semakin parah dan tidak akan sembuh?” Tanya Cindai. Dokter Naga terlihat tak bergeming
“Dokter kumohon jawab pertanyaanku..!” Ujar Cindai dengan nada sedikit meninggi
“Baiklah! Cindai, penyakit kamu sudah mencapai stadium akhir dan hidup kamu tinggal 4 hari lagi!” ujar dokter.
-JEDERRR-
Petir bagai menyambar jantungnya.
“Ta.. tapi dok.. Apa dokter serius?”
“Kita lihat saja nanti..” Balas Dokter
“Tuhan tau yang terbaik untukmu, Cindai..” ujar dokter itu
“Ya udah dokter cek kamu dulu..” tambahnya
“Gak mau dok. Aku lebih baik mati aja, daripada setiap hari harus ngerasain jarum suntik keluar masuk kulit aku, minum obat tiap jam, cek up setiap pagi dan malem, dan harus ngerasain sakit yang luar biasa saat obatnya berkontraksi.” Balas Cindai dengan nada lirih
“Tapi, kamu harus mencoba melawannya. Kamu kuat cindai, kamu kuat!” bentak dokter itu
Cindai menangis. “Ayo Cindai. Kamu bisa! Dokter mau kamu sembuh.” Tambahnya kini dengan nada halus
“Baiklah… Tapi, jika aku tidak sembuh juga dokter akan berjanji jika selanjutnya ada anak yang berpenyakit sepertiku, dokter akan menyembuhkannya. Aku ingin menjadi orang terakhir yang mempunyai penyakit ini.” Tangis cindai semakin pecah
“Dokter janji..” ujar dokter sambil menuntun Cindai
Di lain tempat, bagas sedang menyiapkan semuanya yang ia perlukan untuk pemotretan di Bandung.
Dan kau hadir merubah segalanya
Menjadi lebih indah
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
Membuatku merasa sempurna
Ponsel Bagas berdering dan menunjukkan nama ‘Chelsea’ di layarnya
“Halo..” ujar bagas
“Halo, Bagas?”
“Iya.”
“Kamu dimana?”
“Aku sudah on the way ya.. Mungkin telat sekitar 2 jaman chel.”
“Oh ya sudah gak papa.. Tapi kamu dateng yah, jangan sampai enggak.”
“Pasti! Udah dulu ya. Bye seeyou”
“Iya bye”
Tuttt… Bagas telah menutup teleponnya bersama Chelsea
“harus buru buru ke mall nih…” ujar bagas lalu memasukkan kopernya ke mobil dan segera menuju mall
Detik telah berlalu menjadi menit, menit pun berlalu berganti menjadi jam, bahkan jam begitu cepat berlalu menjadi hari. Kini adalah hari ke-3 Bagas di Bandung.
“Chels, saya boleh pulang hari ini?” Tanya Bagas
“Kan acara resepsinya besok, Gas. Kenapa? Ada masalah?” balas Chelsea
“Nggak ada kok chels, ya udah lanjut aja foto prewedd nya. Mana difa?” Tanya Bagas
“Gue disini. Ayo…” ujar Difa calon suami Chelsea yang tiba tiba datang
“Kalian begini ya… begini.. nah kaya gitu.. bagus.. 1… 2.. 3” begitulah kata kata yang terlontar dari mulut bagas saat memotret Difa dan Chelsea.
“Oke kita break!” ujar Bagas
“Sip..” Balas Difa & Chelsea lalu pergi
Kini bagas terduduk di pinggir kolam renang bersama kamera SLRnya yang terpampang foto Cindai di layarnya.
“Cindai… kamu lagi ngapain? Kangen deh. Kangen nyuapin kamu, kangen ngerangkul kamu, kangen ngasih kamu obat dann kangen senyuman kamu ndai. Kamu tau gak? Aku semangat kerja jauh gini karena senyum kamu ndai. Aku mau nikah sama kamu dan aku akan memiliki senyum kamu itu sepenuhnya. Karena Senyum kamu adalah semangatku. Tunggu aku ya ndai.” Ujar Bagas lalu kembali untuk memotret Difa dan Chelsea.
“Bagas… bagas… bagaaass!” Cindai terbangun dari tidurnya dengan memanggil nama ‘Bagas’
“Cindai? Kamu kenapa cindai?” Tanya mama yang terbangun dari tidur nyenyak-nya
“bagas maa.. bagas..” ujar Cindai
“Bagas? Bagas kenapa?”
“Bagas kecelakaan…”
“Hah? Itu Cuma mimpi cindai… Sudahlah kamu tidur lagi..” ujar mama menyenangkan
“Tapi…”
“Sudahlah…”
“Baiklah…” Cindai kembali merebahkan badannya, namun tidak langsung tidur melainkan melamun.
‘Bagas, aku kangen… Kapan kamu balik? Kata dokter hidupku Cuma tinggal besok. Aku mau saat aku menutup mataku nanti kamu ada di samping aku gas, nemenin aku untuk yang terakhir kalinya. Semoga…’ Gumamnya sambil dalam lamunan.
Ayam jago telah berkokok, matahari telah menyingsing, orang orang telah berlalu lalang di luar rumah sakit, namun tidak untuk Cindai. Dia masih saja harus mengikuti Terapi dari dokter.
“Dok, apa di hari terakhir ku ini aku masih harus merasakan penderitaan seperti biasa? Aku mau di hari terakhirku ini merasakan semua yang berbau kebahagiaan. Bukan kesengsaraan, Dok!” ujar Cindai ke Dokter Naga
“Kita akan cek dulu keadaan kamu sekarang.. berbaringlah…” ujar Dokter halus. Cindai berbaring di tempat tidur pemeriksaan.
Dokter mulai meletakkan stetoskopnya di dada dan perut cindai, mengarahkan sinar senter ke mata dan mulut Cindai, dan memasukkan jarum suntik ke lengan Cindai untuk mengambil darah.
“Nah sekarang sudah selesai. Kamu boleh kembali ke kamar.” Ujar Dokter
“Terimakasih, Dok.” Balas Cindai lalu bergegas keluar dari ruang Dokter Naga
“Bu, sepertinya penyakit anak ibu semakin parah. Waktunya tinggal hari ini bu.” Ujar Dokter kepada mama Cindai
“Dok… Lakukan yang terbaik untuk kesembuhan anak saya… saya mohonn…” balas Mama Cindai
“Kami telah melakukan yang terbaik untuk cindai, namun jika tuhan berkehendak ia harus meninggalkan kita, kami para dokter hanya bisa pasrah.” Ujar Dokter Naga. Mama Cindai hanya menangis mendengar perkataan dokter Naga barusan.
“Terimakasih dok.. Anak saya sudah bisa bertahan selama 5 tahun ini, karena dokter dan semuanya.” Balas Mama
“Tidak bu. Tuhan yang mengizinkannya untuk hidup melawan kanker itu selama 5 tahun belakangan ini.”
“Mungkin memang hari ini waktunya dia kembali kepada tuhan. Saya sudah ikhlas dokter..” ujar mama Cindai yang masih dalam tangisnya
“Percayalah… Ini semua rencana tuhan, Bu.” Balas Dokter Naga lalu keluar dari ruangannya meninggalkan Mama Cindai sendiri.
Bagas sedang asik menyetir mobil menuju Jakarta, tiba tiba sebuah kotak perhiasan kecil yang berisi 2 cincin yang bagas beli 3 hari yang lalu di mall terjatuh.
“Sial…” umpat Bagas sambil meneruskan jalan mobilnya
‘Ada apa dengan Cindai? Ada apa dengan Cindai dan ada apa dengan cindai’ lah yang sedang berputar putar di otak bagas.
“Cindai akan baik baik saja…” ujarnya sambil menghentikan mobilnya lalu memungut 2 cincin yang akan ia pakai untuk melamar Cindai hari ini.
“Maa…” Panggil Cindai
“Ya sayang?”
“Aku minta maaf ya maa kalau aku ada salah sama mama…” ujar Cindai sambil mencoba meraih tangan mamanya
“Cindai, kamu gak punya salah apa apa sama mama. Sekarang, kamu gak usah pikirin apa apa lagi. Gak usah pikirin kata Dokter Naga ya. Kamu pasti sembuh sayang..” balas mama lalu mencium tangan Cindai
“Aku rasa omongan dokter naga benar, Ma. Hari ini adalah hari terakhirku. Hari terakhir dimana aku bisa melihat semuanya, dan aku ingin melihat mama bahagia saat aku pergi nanti. Percayalah maa, Tuhan tau yang terbaik. Aku menyayangi mama…” ujar Cindai
“Nggak, Sayang… Kamu masih harus disini nemenin mama… Mama sayang sama kamu…” ujar Mama sambil menangis tersedu sedu
“Tapi Tuhan lebih sayang sama Cindai, Tan” ujar seseorang yang tiba tiba masuk.
Mama dan Cindai menoleh ke arah suara.
“Bagas?” Cindai kaget saat mendapati bagas telah ada di depan pintu ruang rawatnya
“Iya ndai ini aku…” balas bagas mendekat
“Mau ngapain kamu kesini?”
“Aku… aku… aku bawa roti loh buat kamu.. Nih dimakan ya” ujar Bagas mengalihkan pembicaraan
“Huh…” Cindai membuang nafasnya dan memalingkan wajahnya dari wajah bagas.
“Ndai… Aku butuh kamu, aku butuh kamu untuk menghiasi seluruh hari hariku kedepannya, aku butuh kamu untuk menjadi separuh hatiku yang masih hilang dan aku butuh…”
“Butuh? Butuh katamu? Apa yang kau butuhkan lagi dari orang berpenyakitan seperti aku Gas! Aku udah gak ada gunanya lagi.” Ujar Cindai memotong omongan bagas
“Ndai, aku serius. Apakah kamu mau menjadi tunanganku?” Bagas mengeluarkan sekotak perhiasan berisi Cincin yang tadi jatuh dimobil.
“Ba…Ba..Bag.. Bagass?” Cindai menangis
“Kamu mau?” Tanya Bagas serius.
Tak terduga, seorang bagas telah meluluhkan hati seorang Cindai dengan sebuah kotak perhiasan berisi 2 cincin berterakan tulisan ‘BaDai’
“A.. aku… aku mau gas” ujar Cindai
“Serius? Terimakasih Cindai.” Ujar Bagas memeluk Cindai
“Sama sama gas..” Cindai membalas pelukan Bagas
Waktu menunjukkan pukul 15:58. Cindai sedang ngobrol bersama Bagas.
“Gas, kalau aku pergi nanti kamu bakal ganti aku atau ngga?” Tanya Cindai
“Hmm.. Ganti gak yaa…” Goda Bagas
“Ih serius…”
“Iya iyaa.. Ya nggak lah, kamu satu satunya yang ada di sini.” Ujar Bagas menunjuk bagian jantungnya.
Tak lama mereka bercanda, darah segar keluar dari hidung Cindai.
“Ndai.. idung kamu keluar darah..” ujar bagas panic
“Gausah panik, ini udah biasa gas. Tolong ambilin tissue disana ya..” ujar Cindai menunjukkan tempat tissue
“Nih.” Bagas menyodorkan Tissue untuk Cindai
“Thanks…” tutur Cindai lembut yang masih bisa tersenyum.
“Gas, udah dulu ya… Aku mau pulang, o iya kasih Cincin ini ke orang yang lebih tepat aja. Aku gak pantes pake Cincin ini… Semoga, kamu menemukan wanita yang lebih dari aku… Aku sayang kamu…” ujar Cindai sambil menarik Cincin dari jari manisnya dan segera memejamkan mata.
“Cindaaai…” Teriak bagas saat melihat Cindai di depannya sudah menghembuskan nafas terakhirnya
Bagas terduduk di bangku taman yang bekas ia duduki bersama Cindai dulu sambil melihat foto foto Cindai di kameranya.
“Cindai, kalau aja di dunia ini gak ada lagi yang senyumnya melebihi manisnya senyuman kamu lebih baik aku nyusul kamu ndai. Karena Cuma senyum kamu yang bisa bikin aku semangat. Tanpa kamu? Aku bukan apa apa. Jaga senyumanmu itu ya ndai, kita akan bertemu di surganya tuhan nanti. I love you” ujar Bagas lalu mematikan kameranya dan segera masuk ke rumah.
by:afsan nurrizki
you are inspiration in my life
Fyuuh… hari yang melelahkan” Keluhku melepas penat setelah
bersekolah, bimbel dan les Bahasa Inggris dalam waktu sehari. Tiba-tiba
terdengar suara mobil memasuki garasi rumah, kuintip melalui jendela
rumah dan ternyata itu adalah ayah.
“Ayaaah…” Aku dan adikku berteriak menyambut kedatangan ayah sambil menggandeng tangannya untuk masuk ke dalam rumah.
“Mama mana?” Tanya ayah.
“Mama ada di kamar, beliau sedang sakit” Jawabku dengan nada sedih.
Di Kamar…
“Mama kenapa?” Tanya ayah.
“Kepala mama pusing dan mulut mama pahit” Jawab mama lemas.
“Ya udah sekarang ke dokter aja yuk” Ajak ayah.
“Nggak usah yah, sakitnya nggak terlalu parah kok” Tolak mama.
“Ya udah sekarang ayah makan dulu ya… maaf mama hari ini hanya masak tempe goreng, itu pun gosong” Lanjut mama.
“Mama sekarang istirahat dulu ya” Kata ayah. Mama hanya mengangggukkan kepala.
Di Ruang Makan…
“Ayah kok makan tempe itu sih?, tempe itu kan gosong, aku aja nggak mau makan!” Tanya ku. Ayah hanya tertawa.
“Kok ayah ketawa sih?” Tanya ku lagi.
“Mba’ semua yang kita dapatkan harus disyukuri, coba kamu lihat di TV atau di pinggir jalan orang-orang yang pekerjaanya hanya mengamen dan meminta-minta, belum tentu mereka bisa makan, sekarang coba kamu rasakan makanan ini pasti rasanya berbeda” Jawab ayah. Kemudian kumakan tempe itu, aku merasa, rasa tempe itu agak aneh tapi enak juga.
“Wah… enak juga ya yah rasanya” Kataku.
“Karena mama memasaknya dengan tulus dan dengan kasih sayang” Kata ayah.
Beberapa jam kemudian…
Kulihat ayah tidak langsung tidur. Beliau sedang menulis kejadian hari ini di blognya “I’am ordinary people with extra odinary (Doddy Agustian).
by: afsan nurrizki
“Ayaaah…” Aku dan adikku berteriak menyambut kedatangan ayah sambil menggandeng tangannya untuk masuk ke dalam rumah.
“Mama mana?” Tanya ayah.
“Mama ada di kamar, beliau sedang sakit” Jawabku dengan nada sedih.
Di Kamar…
“Mama kenapa?” Tanya ayah.
“Kepala mama pusing dan mulut mama pahit” Jawab mama lemas.
“Ya udah sekarang ke dokter aja yuk” Ajak ayah.
“Nggak usah yah, sakitnya nggak terlalu parah kok” Tolak mama.
“Ya udah sekarang ayah makan dulu ya… maaf mama hari ini hanya masak tempe goreng, itu pun gosong” Lanjut mama.
“Mama sekarang istirahat dulu ya” Kata ayah. Mama hanya mengangggukkan kepala.
Di Ruang Makan…
“Ayah kok makan tempe itu sih?, tempe itu kan gosong, aku aja nggak mau makan!” Tanya ku. Ayah hanya tertawa.
“Kok ayah ketawa sih?” Tanya ku lagi.
“Mba’ semua yang kita dapatkan harus disyukuri, coba kamu lihat di TV atau di pinggir jalan orang-orang yang pekerjaanya hanya mengamen dan meminta-minta, belum tentu mereka bisa makan, sekarang coba kamu rasakan makanan ini pasti rasanya berbeda” Jawab ayah. Kemudian kumakan tempe itu, aku merasa, rasa tempe itu agak aneh tapi enak juga.
“Wah… enak juga ya yah rasanya” Kataku.
“Karena mama memasaknya dengan tulus dan dengan kasih sayang” Kata ayah.
Beberapa jam kemudian…
Kulihat ayah tidak langsung tidur. Beliau sedang menulis kejadian hari ini di blognya “I’am ordinary people with extra odinary (Doddy Agustian).
by: afsan nurrizki
Jumat, 25 Oktober 2013
lakukanlah 5 menit lebih awal dibandingkan orang lain
kalau ingin lebih unggul dari orang lain dalam suatu pekerjaan, yang kita perlukan adalah usaha. kalau kita tidak rajin dari orang lain, jangan harap bisa mendapatkan yang lebih baik. hal itu sama seperti ketika kita membayar RP100,00, padahal kita ingin roti seharga RP1000,00.
misalnya, kalau ingin memperbaiki nilai, kita harus menamabah waktu belajar.Konsentrasi tinggi dan cara belajar yang baik memang diperlukan, tapi kta juga harus melakukannya lebih baik dari pada orang lain dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
kalau kita lemah dalam pelajaran matematika, berarti jam pelajaran matematika harus sedikit di tambah.Kita harus memulai lima menit lebih awal dan menyeselesaikannya lima menit lebih lama di bandingkan orang lain.Lalu kita juga harus belajar dengan teliti dan tekun supaya lebih lama di banding orang lain bukanlah keharusan, tapikita harus yakin bahwa kita bisa lebih rajin dari pada orang lain, dan berjanji pada diri sendiri untuk memperbaiki nilai.
agar bisa mengikuti olimpiade yang diadakan setiap 4 tahun sekali, ingatlah atlet yang berlatih setiap hari; hampir sepanjang hari mereka berlatih.Sebenarnya kita tahu bahwa hal itu menjemukan dan sulit, tapi atlet asing pun juga tak kalah rajin berlatih sehingga atlet kita berlatih 5menit lebih awal dan 5menit lebih lama.Sama seperti itu, kita juga bisa mendapatkan nilai bagus.
apa pun yang kita lakukan, lakukanlah dengan lebih baik dari pada orang lain. Dengan begitu, kita akan mendapatkan hasil yang bagus dan akan selalu mengingatnya.
misalnya, kalau ingin memperbaiki nilai, kita harus menamabah waktu belajar.Konsentrasi tinggi dan cara belajar yang baik memang diperlukan, tapi kta juga harus melakukannya lebih baik dari pada orang lain dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
kalau kita lemah dalam pelajaran matematika, berarti jam pelajaran matematika harus sedikit di tambah.Kita harus memulai lima menit lebih awal dan menyeselesaikannya lima menit lebih lama di bandingkan orang lain.Lalu kita juga harus belajar dengan teliti dan tekun supaya lebih lama di banding orang lain bukanlah keharusan, tapikita harus yakin bahwa kita bisa lebih rajin dari pada orang lain, dan berjanji pada diri sendiri untuk memperbaiki nilai.
agar bisa mengikuti olimpiade yang diadakan setiap 4 tahun sekali, ingatlah atlet yang berlatih setiap hari; hampir sepanjang hari mereka berlatih.Sebenarnya kita tahu bahwa hal itu menjemukan dan sulit, tapi atlet asing pun juga tak kalah rajin berlatih sehingga atlet kita berlatih 5menit lebih awal dan 5menit lebih lama.Sama seperti itu, kita juga bisa mendapatkan nilai bagus.
apa pun yang kita lakukan, lakukanlah dengan lebih baik dari pada orang lain. Dengan begitu, kita akan mendapatkan hasil yang bagus dan akan selalu mengingatnya.
Senin, 21 Oktober 2013
tugas kelompok yang sangat istimewa
pada suatu hari ada dua anak smp yang berteman akrab yang bernama anto dan santi.mereka adalah siswa dan siswi smp negeri satu depok.anto anak dari tiga bersaudara ia termasuk murid paling keren, pintar, sopan dan tomboy. santi adalah siswi smp 1 depok yang paling pintar, berambut panjang, cantik, tapi agak sombong lah.tapi si santi penah berkelaahi dengan siswi lain.nah... sekian dari pengenalan tokoh-tokoh yang saya buat. ( langsung cerita), pada suatu hari anto dan santi berangkat sekolah pada 6.30 wib. tapi anto lebih dulu sampai ke sekolah ke timbang santi. anto ke sekolah naik sepeda kalau si santi naik mobil,lalu mereka bertemu di sekolah bersama. di sekolah mereka belajar dengan giat dan tekun. pada suatu hari di hari kedua masuk sekolah tepatnya pada hari selasa mereka para murid mendapatkan tugas dari pak gru yang bernama pak gufron.Pak gufron ini hatinya lembut, baik, berpakaian sopan dan rapih. pak guron adalah wali kelas 8b yang mengajar matematika,ipa dan bahasa inggris. selain baik dan lembut beliau juga tegas bagi yang tidak mengerjakan PR di rumah. suatu hari pada jam bahasa inggris pak gufron memberikan tugas kelompok kepada muridnya masing-masing.beliau memberikan tugas kelompok untuk hari ini dan di kumpulkan minggu depan, dan isi tugasnya adalah membuat drama sinopsis. anto satu kelompok dengan santi, amira, najla, najwa,dan syamsa. pada pulang sekolah anto, santi, syamsa, amira,najla,dan najwa berkumpul di taman sekolah mereka merunding tentang tugas mereka,lalu mereka sudah sepakat bahwa tugas akan di kerjakan di rumah anto pada hari sabtu jam 09.00 WIB.tetapi santi menolaknya dengan tegas, lalu amira marah dengan santi akhirnya ada perkelahian antara mereka.mereka saling pukul,jambak dan dorongan dan mereka berdua rambutnya acak-acakan. lalu mereka dlerai oleh anto dan mengerjakan tugas bahasa inggris di rumah santi pukul 07.00. kebetulan sekali hai sabtu adalah tanggal meah jadi seluruh siswa dan siswi di liburkan. lalu mereka berenam pergi ke rumah santi yang mewah itu. dan lalu mereka mengerjakan dengan teliti. selesai mengerjakan tugas , amira mendekati santi sambil berkata"maafkan aku ya santi" lalu santi memaafkannya. an akhirnya pada jam bahasa inggris mereka lang sung tampil dengan seksama dan bahagia. selesai tampil mereka mendapatkan nilai 100 atas kekompakannya. lau mereka mendapat piala dari wali kelasnya tas kerja sama kelompok dan kekompakan kelompok.
Sabtu, 19 Oktober 2013
hari qurban
hari qurban kemarin aku berqurban seekor sapi dan saya berkurban di rumah dan juga aku disekolah lihat teman-temanku berkurban.oh ya ada yang tau tidak apa sih kurban itu? kurba adalah memberi sebagian harta yang kita sayangi/yang kita cintai kepada orang lain.
kurban juga di wajibkan oleh allah kepada hambanya yang beriman agar bersedekah kepada orang lain. Dan hewan yang di perbolehkan di qurban adalah 1sapi 2 kambing,3 kerbau, 4 unta. Hikmah dari berqurban adalah suapaya kita mengikuti sifat nabi ibrahim a.s yang ingin menyembelih anaknya karena perintah allah.
sekian dari saya : afsan nurrizki
assalamualaikum
kurban juga di wajibkan oleh allah kepada hambanya yang beriman agar bersedekah kepada orang lain. Dan hewan yang di perbolehkan di qurban adalah 1sapi 2 kambing,3 kerbau, 4 unta. Hikmah dari berqurban adalah suapaya kita mengikuti sifat nabi ibrahim a.s yang ingin menyembelih anaknya karena perintah allah.
sekian dari saya : afsan nurrizki
assalamualaikum
super camp
super camp kemarin aku ikut ke kemah bersama-sama temanku karena aku diwajibkan ikut oleh sekolah, dan supere camp kemarin di laksanakan pada hari rabu sampai kamis tepatnya pada tanggal 8 sampai 9 agustus.Komentar sayatenteng super camp kemarin sangat menyenangkan, seru, menantang, dan heboh dan lain-lain.
aku juga belajar mandiri dan belajar berani dan belajar hidup jauh dari orang tua dan juga aku belajar disiplin dan belajar kejiwaan seorang lelaki.
sekian dari saya: afsan nurrizki
assalamualaikum
aku juga belajar mandiri dan belajar berani dan belajar hidup jauh dari orang tua dan juga aku belajar disiplin dan belajar kejiwaan seorang lelaki.
sekian dari saya: afsan nurrizki
assalamualaikum
Minggu, 14 Juli 2013
hari terakhir liburku
di kamarku ak sedang menulis buku harian tentang hari terakhir liburku, dan aku hari ini sedang ada di hari terakhir pada liburku yang sayang saya lewatkan karena saya ingin menghabiskan liburku dengan bermanfaat seperti menulis buku harian di buku harian dan lain-lain dan seterusnya... dan aku sekarang sedang di blogger indonesia yang ingin ku isikan tulisan yang berjudul hari terakhir liburku.Seperti kukatakan tadi saya ingin menghabiskan liburku dengan bermanfaat dan lain-lain. Sepanjang liburku saya selalu bermain game komputer,game PS dan lain -lain aku juga jarang membaca buku... baik dari bentuk apapun...... hehehe.... sekian dari saya assalamualaikum.wr.wb
Jumat, 12 Juli 2013
hari ramadhanku
di kamarku aku selalu menulis buku harian di buku ku karena aku selalu ingin bisa menulis, nah sekarang aku sedang menulis buku harian tentang hari ramadhan ku. Di ramadhanku aku selalu ingin menjadi penulis, dan sebagainya alhamdulillah aku tidak bolong puasanya dan berbuka puasa bersama keluarga
Jumat, 24 Mei 2013
hari yang membosankan untuk afsan
hari yang membosankan untuk afsan adalah saat saya tidak ada pekerjaan/ pekerjaan rumah dari sekolah....
Aku juga ingin merasakan rasanya bekerja/belajar.Tetapi, hari ini adalah hari libur bukan hari sekolah, lalu aku juga kesepian tidak ada teman bermain seperti bermain PS bersama dastin dirumahnya..... sekian ssadari saya ... assalamualaikum...
Aku juga ingin merasakan rasanya bekerja/belajar.Tetapi, hari ini adalah hari libur bukan hari sekolah, lalu aku juga kesepian tidak ada teman bermain seperti bermain PS bersama dastin dirumahnya..... sekian ssadari saya ... assalamualaikum...
cerpen: anak santun
titi,gaga, dan sera, sudah siap lari pagi.Ayah,Ibu, kami berangkat dulu ya...kata Titi.Ayah dan ibu yang ada di depan rumah mengangguk, Hati-hati sayang,'' pesan ibu
assalamualaikum ucap Titi dan gaga. waalaikumsalam balas ayah dan ibu.Sera diam saja.dia tidak mengucap salam
kok kak sera tidak mengucapkan salam sih tanya Gaga ketika sudah jauh dari rumah. kan kita kalau mau pergi harus mengucapkan salam, ata gaga lagi.
Ingin cepat lari pagi si,'' jawab sera kata ibu itu termasuk sopan santun'' titi mencoba menjelaskan.
pagi mang...'' sapa Titi kepada mang koko. '' pagi juga'' balas mang koko .Wah suka olahraga ya.''apa itu juga termasuk sopan santun ?'' tanya sera. titi tersenyum, benar. tidak rugikan menyapa orang lain, jawabnya
''Tapikan dia hanya tukang sampah,'' ujar sera. mang koko lebih ta dari kita, jadi,kita harus menyapa lebih dulu,'' jelas Titi lagi.
mereka sampai ke taman kompeks. Gaga,titi, dan sera mulai haus. beli minuman dulu yuk! ajak sera.
hai beli minumn ! tiga gelas!'' kata sera begitu sampai di dekat penjual minuman. sera yang sopan dong,'' kata Titi .iya kak sera, lanjut Gaga. memang harus bagaimana? sera garuk-garuk kepala. ''kita sapa dulu si mangnya ,terus tanya harganya baru kita beli,''jelas Gaga .Baik dik guru gaga,''kata sera. lau semuanya tertawa. ''ini minumanya,'' kata penjual minumanya.terima kasih mang jawab sera .Titi tertawa geli, sera mulai santun.
assalamualaikum ucap Titi dan gaga. waalaikumsalam balas ayah dan ibu.Sera diam saja.dia tidak mengucap salam
kok kak sera tidak mengucapkan salam sih tanya Gaga ketika sudah jauh dari rumah. kan kita kalau mau pergi harus mengucapkan salam, ata gaga lagi.
Ingin cepat lari pagi si,'' jawab sera kata ibu itu termasuk sopan santun'' titi mencoba menjelaskan.
pagi mang...'' sapa Titi kepada mang koko. '' pagi juga'' balas mang koko .Wah suka olahraga ya.''apa itu juga termasuk sopan santun ?'' tanya sera. titi tersenyum, benar. tidak rugikan menyapa orang lain, jawabnya
''Tapikan dia hanya tukang sampah,'' ujar sera. mang koko lebih ta dari kita, jadi,kita harus menyapa lebih dulu,'' jelas Titi lagi.
mereka sampai ke taman kompeks. Gaga,titi, dan sera mulai haus. beli minuman dulu yuk! ajak sera.
hai beli minumn ! tiga gelas!'' kata sera begitu sampai di dekat penjual minuman. sera yang sopan dong,'' kata Titi .iya kak sera, lanjut Gaga. memang harus bagaimana? sera garuk-garuk kepala. ''kita sapa dulu si mangnya ,terus tanya harganya baru kita beli,''jelas Gaga .Baik dik guru gaga,''kata sera. lau semuanya tertawa. ''ini minumanya,'' kata penjual minumanya.terima kasih mang jawab sera .Titi tertawa geli, sera mulai santun.
persiapan-persiapan afsan menjelang uas
my diary, di kamarku
persiapan ku menghadapi jian sangatlah berat dan tak mudah begitu saja karena kalau tidak belajar pasti nilainya tak akan maksimal.oleh karena itu saya harus belajar sedikit demi sedikit/ nyucil 1 bab 1bab karena bahanya banyak sekali....
persiapanku
1.belajar
2.atur waktu
3.semagat
4.jujur
5.banyak latihan soal,seperti matematika
6 luangkanwaktu yang luas untuk belajar daripada bermain/malas-malasan
7. .belajar jangan sampai larut
8.mengubah metode belajar
9. berdoa
10. sholat lima waktu
11.sholat tahajud
12. infaq
13.sholat sunnah
14. menurti perkataan orang tua
nah, dari sekian banyak persiapanku untuk ujianakhir semesterku, tapi adayang lebih penting yaitu jangan menyontek dan selalu berkata kejjuran
persiapan ku menghadapi jian sangatlah berat dan tak mudah begitu saja karena kalau tidak belajar pasti nilainya tak akan maksimal.oleh karena itu saya harus belajar sedikit demi sedikit/ nyucil 1 bab 1bab karena bahanya banyak sekali....
persiapanku
1.belajar
2.atur waktu
3.semagat
4.jujur
5.banyak latihan soal,seperti matematika
6 luangkanwaktu yang luas untuk belajar daripada bermain/malas-malasan
7. .belajar jangan sampai larut
8.mengubah metode belajar
9. berdoa
10. sholat lima waktu
11.sholat tahajud
12. infaq
13.sholat sunnah
14. menurti perkataan orang tua
nah, dari sekian banyak persiapanku untuk ujianakhir semesterku, tapi adayang lebih penting yaitu jangan menyontek dan selalu berkata kejjuran
Jumat, 17 Mei 2013
hari-hari sibuk afsan
hari-hari saat aku sibuk adalah harihari yang banyak kegiatan baik di sekolah maupun di rumah. hari ini aku sedang sibuk sekali karena banyak tugas di sekolah maupun di kursus. aku juga mau hari- hariku tidak semuanya sibuk.karena aku ingin istirahat di rumahku. saya juga ingin banyak peluang-peluang besar di rumahku karena aku juga ingin meluangkan waktuku untuk belajar santai,kaerena aku juga ingin istirahat,seperti main game, main sepeda, main komputer dan lain-lain.sekian dari saya assalamualikum
Jumat, 08 Februari 2013
hari yang menyenangkan
hari ini adalah hari yang menyenangkan bagiku karena banyak hal yang udah kuklakukan hari ini karena saya senang melakukan banyak hal,seperti bermabelajar, dan bermain komputer. ,
Langganan:
Postingan (Atom)