Berikut ini adalah cerita fan fiction orisinal dengan happy ending, menggabungkan Bi Yao, Zhang Xiaofan, dan Cailin, dalam satu dunia fiksi yang harmonis dan penuh emosi:
Judul: “Saat Dua Hati Menemukan Satu Takdir”
Di dunia di mana kegelapan dan cahaya terus berseteru, Zhang Xiaofan berjalan di antara keduanya, memikul luka dari masa lalu dan harapan yang belum padam. Setelah kehilangan Bi Yao dalam tragedi pedang iblis, hidup Xiaofan berubah menjadi ladang pertarungan antara dendam dan cinta. Tapi takdir belum selesai menulis kisahnya.
Bab 1: Kembali dari Keheningan
Tahun-tahun telah berlalu sejak Bi Yao mengorbankan dirinya. Namun, sebuah kekuatan kuno dari Dunia Roh telah bergolak. Dalam pertemuan takdir di Gunung Qingyun, di bawah cahaya bulan biru, tubuh Bi Yao yang tertidur dalam es kristal mulai memancarkan aura hangat. Suara lembut berbisik dalam hati Xiaofan—sebuah harapan yang nyaris dilupakan.
Bi Yao terbangun.
Namun, ia tidak kembali sebagai gadis biasa. Pengorbanannya telah membuka pintu menuju kekuatan langit yang tersembunyi, menjadikannya penjaga batas antara hidup dan mati. Meski jiwanya kembali, ia merasakan kekosongan—seakan ada sesuatu yang harus ia pahami terlebih dahulu sebelum bisa hidup sebagai Bi Yao sepenuhnya.
Bab 2: Cailin dari Suku Ular
Di belahan lain dunia, Cailin, ratu terakhir dari Suku Ular, yang telah menutup hatinya terhadap cinta karena pengkhianatan dan penderitaan, menerima ramalan dari leluhur: “Di bawah langit yang bergemuruh, kau akan bertemu seorang pemuda dari dua jalan. Bersamanya, suku kita akan menemukan kedamaian.”
Perjalanan membawa Cailin ke pegunungan yang sama. Ia bertemu Xiaofan dalam pertempuran melawan makhluk iblis. Kekuatan mereka seimbang. Namun, yang mengejutkan, mata Xiaofan menyimpan kesedihan yang mirip dengan miliknya.
Bab 3: Tiga Jiwa, Satu Perjalanan
Bi Yao, yang kini tidak sepenuhnya manusia, mulai merasa asing dengan dunia tempat ia dilahirkan. Ia merindukan Xiaofan, namun melihat kehadiran Cailin sebagai bayangan baru yang tak bisa diabaikan. Ketika ketiganya bertemu, takdir pun menjadi kusut.
Namun bukan cinta segitiga yang lahir, melainkan ikatan spiritual yang lebih tinggi. Dunia menghadapi kehancuran oleh kembalinya Dewa Kegelapan. Hanya tiga jiwa yang bisa menyatukan kembali segel kuno: Bi Yao dengan pengorbanannya, Xiaofan dengan keseimbangannya, dan Cailin dengan warisan kunonya.
Bab 4: Akhir Bukan Perpisahan
Dalam pertarungan terakhir, Bi Yao menghadapi pilihan: kembali ke dunia roh atau mengorbankan kekuatan barunya demi kehidupan biasa. Tapi Xiaofan, yang akhirnya mengerti bahwa cinta bukan tentang memiliki, melangkah lebih dulu. Ia membagi jiwanya, membiarkan Bi Yao hidup sebagai manusia kembali.
Cailin, yang semula merasa dirinya luar biasa kuat dan tak butuh siapa pun, menangis untuk pertama kalinya. Ia memeluk Bi Yao, bukan sebagai saingan, tetapi sebagai saudari seperjalanan yang mengerti luka yang sama.
Epilog: Kedamaian di Tengah Badai
Beberapa tahun kemudian, dunia telah tenang. Bi Yao membuka klinik penyembuhan spiritual. Cailin memimpin komunitas para penyihir perempuan yang damai dan bebas. Xiaofan? Ia menjadi penjelajah, tapi selalu kembali ke rumah kecil di tepi danau, tempat dua hati selalu menantinya.
Bi Yao dan Cailin—dua cinta, dua kekuatan, satu takdir.
Dan Zhang Xiaofan?
Dia tidak memilih satu.
Dia mencintai keduanya, dengan cara yang adil, dalam keluarga yang tak biasa namun utuh.
Kalau kamu ingin versi lebih romantis, penuh konflik, atau dengan ending tragis, aku bisa buatkan juga! Mau lanjut ke seri berikutnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar