Di dunia fantasi yang jauh, tersembunyi sebuah kerajaan ajaib bernama Al-Falak — Kerajaan Cahaya yang dipimpin oleh seorang raja Muslim bijaksana, Sultan Idris Al-Hakim.
Al-Falak bukan kerajaan biasa. Bentengnya terbuat dari kristal bercahaya, dan istananya berdiri di atas awan yang bisa berjalan di langit. Di sini, ilmu dan iman berjalan beriringan. Setiap warga bukan hanya belajar ilmu pengetahuan, tapi juga mengamalkan nilai-nilai Islam: keadilan, kasih sayang, dan kesabaran.
Di kerajaan ini, ada taman ajaib bernama Jannahul Ilmi — taman ilmu yang penuh dengan pohon-pohon kitab, burung-burung yang melantunkan ayat-ayat suci, dan air mata embun yang menyembuhkan hati.
Sultan Idris bukan hanya seorang pemimpin, tapi juga seorang ilmuwan dan penyair. Ia memimpin dengan hati, membimbing rakyatnya agar selalu berbuat baik dan menjaga perdamaian dengan kerajaan-kerajaan tetangga.
Suatu hari, datang ancaman dari makhluk kegelapan bernama Zhulumat, yang ingin mencuri cahaya dan menguasai dunia fantasi dengan kekuatan sihir hitam.
Sultan Idris tidak lari. Ia memanggil para ahli sihir cahaya, ulama, dan para pejuang beriman untuk bersatu melawan kegelapan.
Dalam peperangan yang menegangkan, mereka tidak hanya mengandalkan pedang dan sihir, tapi juga doa dan keimanan yang kuat. Cahaya Al-Falak bersinar semakin terang, mengusir kegelapan dan membawa kedamaian kembali.
Setelah kemenangan, Sultan Idris berkata kepada rakyatnya,
"Kerajaan ini berdiri bukan hanya atas kekuatan, tapi atas iman dan ilmu. Bila kita bersatu dalam keimanan dan pengetahuan, tidak ada kegelapan yang mampu menaklukkan kita."
Kerajaan Al-Falak menjadi legenda, bukan hanya sebagai negeri fantasi yang kaya akan keajaiban, tapi sebagai simbol cahaya Islam yang menyinari setiap sudut dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar