Namanya Nailah Fawwaz, seorang ilmuwan Muslimah jenius berusia 28 tahun. Ia dikenal dunia karena kemampuannya dalam kriptografi—ilmu tentang kode dan keamanan informasi. Tapi yang dunia tidak tahu: Nailah adalah bagian dari jaringan rahasia Muslim global yang bekerja membongkar kejahatan kemanusiaan lewat teknologi.
Ia tak banyak bicara. Shalat lima waktu tak pernah tertinggal, meskipun kadang harus dilaksanakan di tengah misi pelarian. Di balik kacamatanya, tersembunyi otak yang mengalahkan sistem keamanan lembaga intelijen dunia.
Suatu hari, Nailah berhasil membobol jaringan kejahatan besar yang memperdagangkan data rahasia umat Islam di seluruh dunia. Ia menyimpan kode terakhir dalam sebuah chip kecil, yang ia sembunyikan dalam mushaf saku miliknya.
Sejak hari itu, ia diburu.
Drone melacaknya. Agen rahasia mengejar. Tapi Nailah bukan sekadar jenius; ia punya iman yang membuatnya tak pernah gentar.
“Jika aku mati hari ini, semoga Allah mencatatnya sebagai jihad. Tapi selama aku hidup, aku akan terus melawan ketidakadilan.”
Dalam pelariannya dari Istanbul ke Sarajevo, lalu ke Maroko, ia tak pernah berhenti menulis kode, menganalisis peta digital, dan menciptakan sistem pengalihan untuk menyelamatkan jutaan data umat dari pencurian.
Di masjid tua Fez, ia bertemu dengan seorang guru sufi tua yang berkata:
“Kecerdasanmu adalah senjata, tapi imanmu adalah pelindung. Jangan biarkan satu pun lebih besar dari yang lain.”
Kata-kata itu tertanam kuat di hatinya.
Pada malam terakhir pelariannya, ia dikepung di atap gedung tua di Tangier. Langit gelap. Angin laut menggigit. Musuh sudah siap menembak.
Tapi Nailah membuka mushafnya, membaca ayat yang sudah ia hafal sejak kecil:
“Hasbunallahu wa ni’mal wakil.”
Lalu ia menekan tombol kecil di mushafnya. Kode terakhir dikirim ke server pusat jaringan Muslim rahasia. Data itu menyelamatkan nyawa ribuan aktivis dan keluarga mereka.
Peluru memang menghantam bahunya, tapi Nailah selamat. Ia dirawat secara diam-diam oleh jaringan rahasia yang ia lindungi.
Kini, nama Nailah tidak dikenal dunia luar. Tapi bagi mereka yang tahu, ia adalah “Bayang-bayang Nur”, seorang Muslimah cerdas yang tidak hanya berperang dengan pikiran, tapi dengan hati yang penuh keyakinan pada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar